
An international event will take place in November 2010 in Jayapura, Papua, Indonesia, consisting of two parts: a conference and a festival.
Part (1): INTERNATIONAL CONFERENCE ON PAPUAN CULTURAL DIVERSITY 2010
Location : Gedung Sasana Krida dan Sasana Karya, Kantor Gubernur Papua, Jln. Soa Siu, Jayapura, Papua – Indonesia
Date : 8 - 11 November 2010
Participants: Speakers and guests from Papua, Indonesia, and abroad, especially from countries within the Melanesian cultural context such as Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands, Fiji, Vanuatu and others.
Part (2): MELANESIAN CULTURAL FESTIVAL 2010
Location: Lapangan PTC Entrop, Jayapura, Papua - Indonesia
Date: 11 - 14 November 2010
Participants: Cultural groups and guests from Papua / Eastern Indonesia, and from abroad, especially from countries within the Melanesian cultural context such as Papua New Guinea, Timor Leste, Solomon Islands, Fiji, Vanuatu and others.
For more information please email to : Reto.Meili@undp.org
Akan diselenggarakan : “ KONFERENSI INTERNATIONAL KEDUA DI JAYAPURA, PAPUA – INDONESIA “
Nama Acara : Konferensi International Keragaman Budaya Papua
Tempat : Gedung Sasana Krida dan Sasana Karya, Kantor Gubernur Papua, Jln. Soa Siu, Jayapura, Papua – Indonesia
Waktu : 8 - 11 Nopember 2010
Peserta : Para Undangan dan Peserta dari Dalam Negeri dan Luar Negeri seperti dari Papua Nugini, Timor Leste, Kepulauan Fiji, Kepulauan Solomon, Vanuatu dan lain-lain
Nama Acara : Festival Budaya Melanesia 2010
Tempat : Lapangan PTC Entrop, Jayapura
Waktu : Bulan 11 - 14 Nopember 2010
Peserta : Para Undangan dan Peserta dari Dalam Negeri dan Luar Negeri seperti dari Papua Nugini, Timor Leste, Kepulauan Fiji, Kepulauan Salomon, Vanuatu dan lain-lain
Informasi lebih lanjut hubungi email : Reto.Meili@undp.org

Video : Traditional Dance from Wondama Bay, West Papua Province - Indonesia
Video : Traditional Dance from Papua Nuginea
Video : Traditional Dance from Fiji
Video : Bamboo Music & Dance from Solomon Islands
Kamis, 08 April 2010
Papua Miliki Keragaman Arkeologi
JAYAPURA, KOMPAS.com - Wilayah Papua memiliki peninggalan arkeologi yang sangat beragam dan cukup lengkap dari sisi pembabakan sejarah, mulai dari masa prasejarah hingga zaman pendudukan kolonial.
"Situs arkeologi yang ada di Papua merupakan kekayaan sejarah mengenai perjalanan perkembangan peradaban bangsa Indonesia," kata Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Arkeologi Nasional, Dr Tony Djubiantono di Jayapura, Rabu (7/4/2010).
Situs arkeologi yang ditemukan di Papua, adalah situs yang berkaitan dengan perkembangan antropologi, budaya, etnik dan peninggalan kolonial.
Tony mengatakan, situs purbakala tertua yang ditemukan di Pulau Papua berusia prasejarah, yaitu 40.000-30.000 tahun sebelum masehi.
Situs yang berlokasi di Kabupaten Biak ini berupa gua-gua yang pada dindingnya dijumpai lukisan-lukisan dan fosil-fosil moluska atau cangkang kerang.
Penemuan fosil moluska menjadi indikator penting adanya aktivitas manusia purbakala, karena pada periode waktu tersebut menjadi makanan pokok bagi manusia prasejarah.
Selain di Biak, penemuan dari zaman megalitikum terdapat di Situs Tutari, Kabupaten Jayapura. Di tempat ini ditemukan bongkahan batu berlukis berbentuk binatang-binatang melata.
Sementara itu, peninggalan arkeologi dari zaman kolonial juga banyak ditemukan di beberapa daerah di Papua karena wilayah ini pernah diduduki bangsa Belanda sejak tahun 1900-an hingga pecah perang Pasifik di tahun 1940-an.
Situs zaman kolonial ini misalnya Situs Ifar Gunung, Situs Asei Pulau dan Situs Hirekombe di Kabupaten Jayapura.
Adapun peninggalan arkeologi yang berkaitan dengan sejarah masuknya agama Islam ke Papua, dibuktikan dengan ditemukannya Situs Makam Islam di Lapintal, Kabupaten Raja Ampat, Situs Islam di Pulau Nusmawan, Kabupaten Teluk Bintuni dan lain sebagainya.
"Potensi arkeologi ini merupakan kekayaan sejarah yang sangat bernilai, dan jika dikelola dengan baik bisa memberikan kontribusi bagi pembangunan, baik dari segi sosial budaya, pendidikan maupun ekonomi," ujar Tony.